Senin, 29 Oktober 2012

TEKSTUR PADA BATUAN METAMORF

Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic tang ditambahkan pada istilah dasarnya. (Jacson, 1997). 1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi: a. Relict/Palimset/Sisa Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut. b. Kristaloblastik ` Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik. 2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi: a. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata b. Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata. 3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi: a. Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri. b. Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya. c. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya. Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi: a. Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral. b. Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral. 4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi: a. Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular. b. Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic. c. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral. d. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral. Selain tekstur yang diatas terdapat beberapa tekstur khusus lainnya diantaranya adalah sebagai berikut: a. Perfiroblastik, apabila terdapat mineral yang ukurannya lebih besar tersebut sering disebut porphyroblasts. b. Poikloblastik/Sieve texture, tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil. c. Mortar teksture, apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat padamassadasar material yang barasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crhusing). d. Decussate texture yaitu tekstur kristaloblastik batuan polimeneralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi. e. Saccaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir. f. Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut bertekstur homeoblastik. sumber :modul petrologi dan google.com

Kamu

ketika .... aku di dalam ruang yang sepi ini dan tak tau apa yang harus ku perbuat lagi dan hanya mati dan ketika aku terjatuh lagi dan tak tak tau arah yang dituju yang kubutuhkan hanyalah kamu yang slalu ada untuk ku dan janganlah kau pergi lagi yang membuat ku terus mencari karna kamu aku tlah menjadi satu.